Jakarta Menjadi Provinsi Layak Anak, Kekerasan Terhadap Perempuan & Anak Turun Hingga 50%

Latar Belakang & Masalah

Kebijakan Anies Baswedan semasa menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah memberikan perlindungan maksimal untuk perempuan & anak. Data statistik menunjukkan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jakarta bukanlah masalah sepele. Mulai dari kekerasan fisik hingga mental, yang tentunya telah meninggalkan luka dalam pada korban yang merupakan kelompok rentan di tengah masyarakat. 

Beberapa permasalahan yang berakhir menjadi pemicu dari isu ini adalah:

• Korban sulit mendapatkan perlindungan responsif, Sejumlah program dan kebijakan perlindungan anak dan perempuan sebelumnya telah diimplementasikan. Namun, masih perlu dikaji lebih dalam agar tepat sasaran dan efektif.
• Kurangnya edukasi mengenai isu, pentingnya kolaborasi yang lebih erat antara seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Agar kesadaran mengenai isu ini dapat meningkat dan dapat menciptakan masyarakat yang lebih peduli.

“Kami percaya bila 4 kelompok rentan yang terdiri dari lansia, penyandang disabilitas, perempuan dan anak kita lindungi dengan baik maka sisanya InsyaAllah aman. Kita harus keluarkan effort yang serius untuk melindungi 4 kelompok ini.”

Solusi & Realisasi

Berangkat dari permasalahan yang ada, semasa menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta Periode 2017 – 2022, Anies Baswedan terus berupaya menekan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak di ibukota. Berikut adalah beberapa upaya yang telah dilakukan:

• Menyediakan nomor layanan darurat 24 jam (Jakarta Siaga 112), nomor layanan darurat ini aktif 24 jam. Dipimpin oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI dengan kerja sama Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya.
• Memberikan kemudahan akses pelaporan, dengan menyiapkan 19 pos pengaduan, sejumlah 324 POS SAPA di beberapa titik halte TransJakarta ataupun stasiun MRT, LRT, di 12 Perguruan Tinggi Jakarta, serta 6 pos di BUMD.
• Mendirikan Rumah Aman bagi Anak dan Perempuan Korban Tindak Kekerasan. Rumah Aman merupakan tempat kediaman sementara yang dirahasiakan sesuai dengan standar berdasarkan ketentuan yang berlaku. Rumah Aman diperuntukkan khusus korban.
• Terintegrasinya layanan perlindungan dan penanganan korban kekerasan, seluruh layanan terintegrasi dan bekerja sama dengan fasilitas kesehatan seperti RSUD dan Puskesmas. Pihak RSUD di Jakarta menyediakan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Sejauh ini, PPT memberikan layanan Visum secara gratis.
• Diresmikannya aplikasi Jakarta Aman. Aplikasi ini merupakan sistem yang menuntut ketersambungan, baik antara warga dengan pihak berwenang terkait keamanan. Aplikasi ini juga bekerja sama dengan Polda Metro Jaya. Laporan yang masuk di Jakarta Aman, akan terhubung dengan command center Polda Metro Jaya.
• Menggencarkan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, Anies Baswedan sempat mengajak seluruh walikota untuk berpartisipasi dalam mengkampanyekan perlindungan perempuan dan anak dari berbagai tindak kekerasan dan pelecehan seksual.

Capaian

Dengan berbagai upaya dan kolaborasi bersama masyarakat, berikut adalah beberapa capaian yang berhasil didapatkan oleh Pemprov DKI Jakarta:

1. Jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak menurun, sejak Anies Baswedan dalam kepemimpinannya mengambil langkah tegas dalam isu ini. Tahun 2019, tercatat tingkat kekerasan turun hingga 50%. 
2. Provinsi DKI Jakarta meraih predikat sebagai Pelopor Provinsi Layak Anak 2019 (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI).
3. Penghargaan Pemda Paling Peduli Anak dalam Penghargaan KPAI 2019.
4. Penghargaan Kota Layak Anak di tahun 2019 dari lembaga (NGO) internasional yaitu Save The Children.