Transformasi Bahasa Indonesia yang Tetap Relevan dengan Perkembangan Zaman

Latar Belakang & Masalah

Salah satu rekam jejak Anies Baswedan sebagai mendikbud adalah meluncurkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam bentuk digital. KBBI sebelumnya hanya tersedia dalam bentuk buku, sehingga aksesnya menjadi terbatas.

Selain itu, KBBI sebelumnya juga belum terintegrasi dengan teknologi informasi, sehingga tidak dapat diakses secara online. Hal ini menyebabkan KBBI menjadi kurang relevan dengan perkembangan zaman.

Capaian & Realisasi

Anies menyadari pentingnya ketersediaan KBBI dalam bentuk digital. Oleh karena itu, ia menginstruksikan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) untuk mengembangkan KBBI IV Dalam Jaringan.

Pengembangan KBBI IV Dalam Jaringan dimulai pada tahun 2016. Hingga tahun 2019, KBBI IV Dalam Jaringan telah diluncurkan dan dapat diakses secara gratis oleh masyarakat melalui laman kbbi.kemdikbud.go.id.

KBBI IV Dalam Jaringan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan KBBI sebelumnya, yaitu:

• Tersedia dalam bentuk digital, sehingga dapat diakses secara online (kbbi.kemdikbud.go.id).
• Terintegrasi dengan teknologi informasi, sehingga dapat diakses melalui berbagai perangkat (download aplikasi di App Store dan Google Play).
• Menggunakan teknologi semantik, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan relevan.
• KBBI IV Dalam Jaringan memiliki 92.011 lema, yang terdiri atas 41.472 kata dasar, 24.607 kata berimbuhan, 23.536 gabungan kata, 2.033 peribahasa, 272 idiom/kata kiasan, dan 91 varian.

Sumber dan referensi

• Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia IV Dalam Jaringan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
• Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2023). Statistik Pengguna KBBI Dalam Jaringan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
• https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/07/badan-bahasa-kemendikbud-luncurkan-kbbi-edisi-iv-daring